
SUPERNOVA: AKAR
(Cetakan 1 2002, Bark Comm)
Sinopsis
Kisah dimulai dengan sahabat Diva, Gio, yang mendapat kabar bahwa Diva hilang di belantara Amazon. Kabar itu lantas sampai ke pasangan Dhimas dan Ruben di Jakarta. Sementara di belahan dunia lain, tokoh utama AKAR bernama Bodhi memulai kisahnya. Episode Supernova kedua ini menceritakan kilas balik kisah Bodhi sejak lahir hingga dewasa. Bodhi, yang terlahir yatim piatu, dibesarkan oleh penjaga vihara bernama Guru Liong di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Bodhi terbebani oleh kemampuan indra keenamnya yang terlampau kuat sampai-sampai ia frustrasi. Dengan berniat mencari “obat” atas takdirnya, Bodhi memilih keluar dari vihara saat usianya menginjak 18 tahun. Petualangannya sebagai backpacker dimulai dari Medan hingga mendaratkannya di Bangkok. Di sana ia dipertemukan dengan Kell, seorang ahli tato yang membuka gerbang hidup Bodhi menuju aneka petualangan nakal sekaligus supernatural. Suatu hari, Kell mendadak hilang. Bodhi bertekad mencarinya, dan mereka bertemu lagi di Kamboja. Misi mereka berdua pun tuntas, namun tetap meninggalkan misteri tentang asal usul Bodhi. Bodhi kembali ke Indonesia, bergabung dengan komunitas punk yang dipimpin oleh Bong. Bodhi melanjutkan profesinya sebagai seniman tato dan penyiar radio gelap. Dalam setiap langkah, Bodhi terus mencari akar asal-usulnya.
Kisah yang kental dengan nuansa Buddhisme ini sempat terpilih menjadi 10 Besar Khatulistiwa Award tahun 2003. AKAR juga menginspirasi banyak pembacanya untuk bertualang backpacking seperti Bodhi.
OUT OF SHELL
(2006 True Music)
Review
Album solo pertama dari Dewi Lestari ini berisikan delapan lagu berbahasa Inggris yang semua diciptakannya sendiri. Tak hanya bernyanyi dan mencipta lagu, Dewi juga berperan sebagai produser, sementara posisi eksekutif produser dijalankannya bersama Triawan Munaf. Album yang diproduksi di bawah bendera True Music ini sempat mengendap selama tiga tahun sampai akhirnya dirilis pada Februari 2006, bertepatan dengan peluncuran I-Tunes Indonesia. Video musik dari single pertama yang berjudul “Simply” digarap oleh Davy Linggar, dan membawa Dewi menjadi Artist of The Month MTV Indonesia bulan Juli 2006, dan Davy dinominasikan sebagai sutradara terbaik dalam ajang MTV Video Music Award 2006. Musisi yang terlibat dalam album ini antara lain: Riza Arshad, Henry Lamiri, Tyo Nugros, Lilo, Bambang (Kahitna), Andrie Bayuajie (Kahitna), Edwin Natawidjaja, termasuk penyanyi tamu Arina (Mocca) yang juga adik kandung dari Dewi. Selain beredar secara konvensional, album ini juga bisa didapatkan dalam versi digital melalui I-Tunes dan DB Digital Music Store. Album ini juga dinominasikan dalam Anugerah Musik Indonesia 2006 kategori album bahasa asing terbaik.
Supernova: Petir
(Cetakan 1 2004, AKOER)
Sinopsis
Inilah episode ketiga dari serial Supernova yang terbit pertama kali akhir tahun 2004. Berbeda dengan episode-episode sebelumnya yang memuat aneka lokasi di muka Bumi, PETIR hanya mengambil lokasi di Bandung, Jawa Barat. Tokoh sentral yang diceritakan dalam episode ini bernama Elektra Wijaya, seorang anak keturunan Tionghoa yang tinggal sebatang kara di rumah tua warisan ayahnya, seorang ahli elektronik bernama Wijaya. Elektra yang pendiam dan kuper selalu hidup dalam bayang-bayang popularitas kakaknya, Watti. Setelah Watti menikah dan pindah tempat tinggal, Elektra dengan segala kepolosannya mulai menata hidupnya di Bandung dengan berbagai macam cara. Revolusi terbesar Elektra terjadi ketika akhirnya ia bertemu dengan Mpret, seorang 'penjahat' internet yang punya jaringan pergaulan sangat luas. Mereka merombak rumah Elektra menjadi warnet paling terkenal di Bandung bernama Elektra Pop. Namun pertemuan Elektra dengan Ibu Sati, seorang ibu misterius keturunan India yang mengajarkannya menjadi seorang terapis listrik, yang lantas mengubah total hidupnya. Elektra menemukan potensi besar dalam dirinya yang selama ini tidak ia tahu. Dan petualangannya tidak berhenti sampai di sana. Pada ujung cerita, Elektra berkenalan dengan Bong, yang akan segera mempertemukannya dengan Bodhi (Supernova: AKAR).
Meski terkesan ringan dan sarat humor, PETIR justru banyak menuai pujian dari kalangan kritikus dan sastrawan.
SUPERNOVA: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
(Cetakan 1 2001, TrueDee Books)
Sinopsis
Kisah dimulai dari pertemuan dua tokoh, Dhimas dan Ruben, yang bersua di Washington DC dan kemudian bermetamorfosis menjadi sepasang kekasih. Pada hari jadi mereka yang ke-10, mereka berkolaborasi membuat sebuah novel berbasiskan sebuah dongeng kanak-kanak berjudul “Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh”. Sementara itu, seorang eksekutif muda bernama Ferre dikisahkan terlibat hubungan cinta dengan seorang reporter bernama Rana yang telah menikah. Hubungan cinta itu menjungkirbalikkan hidup Ferre dan memaksanya menelusuri masa kecilnya yang pahit. Pada sisi lain, peragawati dan model terkenal bernama Diva dikisahkan menjalani kehidupan ganda. Diva juga diam-diam dikenal sebagai pelacur termahal yang memiliki kecerdasan luar biasa dan itu menjadi magnet tersendiri bagi para pelanggannya. Tiga sisi kehidupan antara Dhimas-Ruben, Ferre-Rana, dan Diva, terjalin benang merah yang dirajut oleh Supernova, sesosok tokoh dunia maya yang hanya muncul di internet dan menjadi konsultan banyak orang. Penelusuran spiritualitas yang berdampingan dengan eksplorasi saintifik ini berujung pada pertanyaan besar: siapakah gerangan sesungguhnya Supernova? Dan bagaimana kehidupan setiap tokoh saling menyentuh dan mempengaruhi satu sama lain tanpa mereka sadari.
Karya debut ini mengundang banyak perhatian dari berbagai kalangan dan melambungkan nama Dee sebagai wakil generasi sastra Indonesia tahun 2000 (“Dari Fanshori ke Handayani” Taufik Ismail).
FILOSOFI KOPI (2006)
(Cetakan 1 2006, Gagas Media & TrueDee Books)
Sinopsis
“Filosofi Kopi” merupakan antologi cerita dan prosa pertama yang ditulis oleh Dee. Terdapat 18 judul yang ia tulis dalam kurun waktu sepuluh tahun (1995-2005). “Filosofi Kopi”, yang diterbitkan Truedee Books bekerja sama dengan Gagas Media ini, memuat format cerita yang cukup beragam. Ada yang berupa prosa lirik, cerita pendek, dan cerita tidak terlalu pendek. Cerita “Filosofi Kopi” yang diambil sebagai judul berkisah tentang seorang peramu kopi handal bernama Ben yang terobsesi untuk membuat ramuan kopi paling sempurna di dunia. Ben dan sahabatnya, Jody, memiliki kedai kopi terkenal bernama Filosofi Kopi. Namun Ben justru menemukan titik balik hidupnya di warung kopi sederhana yang tak bernama. Adalah Budi Darma, sastrawan senior dari Surabaya, yang dengan tepat mengatakan bahwa benang merah dari semua karya dalam “Filosofi Kopi” adalah pencarian jati diri. Lewat kisah cinta insani seperti “Sepotong Kue Kuning” dan “Sikat Gigi”, kisah cinta hewani yang diwakilkan oleh kecoak dalam “Rico de Coro”, kisah cinta botani yang dihadirkan “Filosofi Kopi”, juga surat-surat cinta seperti “Surat Yang Tak Sampai” dan “Saat Kau Lelap”, tak ketinggalan renungan-renungan singkat dalam “Spasi”, “Kunci Hati”, “Salju Gurun”, Dee meniti ulang jembatan-jembatan universal kemanusiaan, mencatatkannya dalam kumpulan cerita apik yang terpilih sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalah Tempo. Pada tahun yang sama, “Filosofi Kopi” juga berhasil dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategori fiksi, yang merupakan ajang sastra paling bergengsi di Indonesia.
No comments:
Post a Comment