ASSALAMUALAIKUM WR.WB

WELCOME, ENJOY THE BLOG

Tuesday 24 May 2011

tiar: inilah kita, jauh


"aku memang tak pernah menyesal dengan "jauh"nya kita. aku tak pernah mempermasalahkannya, membuatnya sebagai sesuatu yang serius dan patut untuk dikeluhkan, karena aku suka sendiri ke mana-mana. merasakn semua dengan diri sendiri.

tapi, di kemudian hari, ternyata itu menjadi sesuatu yang cukup serius dan di luar dugaan.

bertahan di sini, memang tak mudah. terlalu banyak yang akan "menarik"ku darimu. terlalu banyak orang yang tak suka dengan sikapku yang terus bertahan menunggu.

aku memang tak pernah mengira ini semua akan terjadi. aku tak pernah membayangkan apa yang aku harus lakukan jika memang benar terjadi. dan, benar saja, aku hanya bisa diam. ya, diam, itu sikap bijak yang kurasa bisa kuambil kali ini. aku biarkan mereka melakukan apa yang mereka suka. biarkan mereka senang dengan "mainan" mereka. nati kalau mereka lelah, juga akan berhenti.

aku tahu, setiap pilihan pasti akan ada konsekuensinya, ntah itu jauh ataupun dekat. inilah kita sekarang, jauh, dengan segala konsekuensinya dari pilihan kita.

aku tak pernah menyesal dengan ketidak adanya dirimu di sini. aku tak mau egois dengan mementingkan perasaanku sendiri untuk menahanmu di sini lantas tak boleh pergi. aku masih punya akal sehat untuk bisa menentukan. tapi, aku sekarang gontai untuk berjalan, mereka cukup membuatku goyah. cukup membuatku tersentak tak berdaya. tolong bantu aku, kuatkan aku, tahan aku, agar aku tak pergi, setidaknya tak ada niat untuk itu. aku hanya takut mereka akan berhasil membawaku pergi ke tempat yang akupun tak tahu di mana.

akhirnya, aku berusaha sekuat mungkin, semoga aku tak ter"tarik". kemudian aku hanya bisa berkata dalam anganku, kalau saja kamu di sini, mereka tak akan melakukan ini, tak akan berkata tentang itu, dan tak akan terpikir untuk yang tadi.

ya inilah kita, jauh. meskipun begitu aku berusah tegar"

Monday 2 May 2011

tiar: apa yang terjadi kemudian?

"aku sudah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, ketika mereka memutuskan untuk berjalan masing-masing. memang aku tak mengalaminya -karena aku terlalu belia untuk merasakannya, tapi aku juga merasa "sesak" hatinya.

semua terjadi secepat kilat menyambar di saat hujan deras dengan angin kencang dan awan yang sangat mendung. tak ada yang bisa memprediksi sampai akhirnya seperti ini. semua menganggap akan berakhir pada kebahagiaan yang sudah direncanakan. tapi, inilah yang membuktikan adanya kuasa Allah yang Maha dasyat, rencana manusia belum tentu sesuai dengan rencana Allah.

memang tak ada keburukan yang terjadi hingga bisa seperti ini. semua tampak tenang dan baik-baik saja. hingga akhirnya ini muncul dan menghancurkan segalanya. menghancurkan masa indah, menghancurkan rencana manis, dan menghancurkan harapan bahagia.

aku yang hanya bisa mendengar ceritanya juga sampai bisa berkaca-kaca, aku sampai tehenyak, dan bertanya pada diriku sendiri. apa ini akan menimpaku? Ya Allah, tolong jangan, aku belum siap mental. aku tak bisa membayangkan ketika memang harus benar-benar terjadi padaku.

sampai detik inipun, aku masih memikirkannya. apa jadinya jika aku juga mengalaminya? apa yang harus aku lakukan? apa yang akan terjadi kemudian?

tentunya aku harus melanjutkan hidupku, tentu dengan perasaan tertatih karena merelakan sesuatu pergi tanpa ada badai yang menghancurkannya. sekali lagi mungkin aku akan menguatkan diriku walaupun sendirian. aku yakinkan jika Allah punya rencana yang sangat-amat benar-benar jauh lebih baik daripada yang aku rencanakan. aku percaya Allah tak pernah meleset dalm memberikan sesuatu pada hambaNya.

tapi, namanya manusia, rasa khawatir dan pilu itu wajar. namun tetaplah dalam batas kewajaran.

akhirnya, walau nanti aku tak memilihmu dan kau tak memilih aku. percayalah itu rezeki terbaik dari Allah.

Jazakallahu khaira"