ASSALAMUALAIKUM WR.WB

WELCOME, ENJOY THE BLOG

Saturday 30 June 2012

you and me


walau hujan, badai, dan apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu :)

Sunday 24 June 2012

Cinta biasa

*kalau cinta itu yang biasa aja*
Satu kalimat di malam hari yang bisa dibilang kata mutiara dari seorang mba' kosan yang sudah semester akhir.

Ibu juga pernah bilang, kalau kita tidak boleh terlalu cinta karena kalau cinta kita tak sampai kita akan terluka. Sendirian.

Ada juga pepatah yang bilang:
Samakin erat kamu menggenggam, semakin cepat kamu kehilangan.

Aku mencoba untuk tidak memaksa sinar matahari menyinari kamar gelap kosanku.
Aku mencoba keluar sendiri untuk mencarinya, kemudian membiarkan dia menghangatkan dengan caranya sendiri.

Tak perlu aku memaksa hujan untuk turun ketika aku kekeringan.
Aku tahu Tuhan itu Maha Pengertian.
Hujan datang tepat waktu dan bukan hanya menyejukkan di awal.

Aku biarkan kupu-kupu keluar dari plastik dan terbang sesukanya.
Aku hanya melihat dari depan pintu kosan ditemani semilir angin sore dan langit cerah.

Aku tak mau memerintahkan angin berhembus waktu aku kepanasan.
Aku cukup tahu diri ini musim apa.
Aku cukup merasakan udara seadanya.

Tapi, aku sangat ingin apa yang didapat tak hanya indah di awal.
Menyakitkan bila selanjutnya tak terjadi apa-apa dengan angin, kupu-kupu, hujan, dan sinar matahari; ketika aku harus ditinggallkan tanpa lagi diperhatikan.

Lebih baik semuanya biasa saja tanpa ada sesuatu yang dipaksa, diperintah, disuruh, tapi tak akan ada yang merasa diabaikan.
Aku lebih menghargainya.

Yang biasa saja bukan berarti tak memiliki. Bukan berarti tak sayang. Bukan berarti tak cinta.
Biasa-biasa saja itu menempatkan sesuai dengan kadar dan tempatnya.

Yang biasa saja itu tak perlu berlebihan karena yang berlebihan itu cepat hilang.
Biasa saja lebih pas untuk dimasukkan kotak kemudian diingat.

Yang biasa-biasa saja yang penting selamanya.

Wednesday 13 June 2012

bekas

*katanya masa lalu itu adalah pelajaran berharga untuk masa kini dan masa depan?
apa kau juga bisa kujadikan pelajaran?*

jejakmu masih ada.
aku masih bisa merasakannya.
aku masih bisa menggambar ulang jika kamu mau

bayanganmu masih bisa kulihat.
bahkan saat diam aku masih bisa menceritakannya dengan lancar persis seperti saat itu.

jutaan detik membuat kita melupakan-atau tidak sama sekali.
kamu tahu siapa aku, aku juga begitu.
setidaknya kamu tahu bagaimana cara memulai jika kita (tak sengaja) bertemu.

tapi, apa kita perlu mengulang semua itu ketika kita sudah sepakat untuk menyimpannya?
sepakat menjalani hidup yang bahagia dengan atau tanpa aku-juga kamu.

lantas mengapa dulu kamu yang paling awal berlari?
bahkan ketika aku tak sempat untuk berdiri.

aku bisa saja menyebutmu tega kemudian aku menyebarkannya pada seluruh dunia.

sudahlah.
semua kita sudah berlalu.
aku berharap tak ada yang perlu diperbaiki atau malah diulang.
biarkan mereka pergi.

setidaknya aku bisa mengenangmu dengan caraku sendiri.
karena bagaimanapun, setidaknya kita pernah saling memilih. dahulu.

Monday 4 June 2012

YES I CAN!

Aku bisa aku pasti bisa.
Ku tak mau berputus asa.
Coba terus coba sampai aku bisa.
AKU PASTI BISA! :)

Karena itu kita beda

Kemarin aku bercerita sekilas dengan ibu.
Ntah awal mulanya apa, tapi yang kuingat adalah, "kalo kita membalas mereka, apa bedanya kita dengan mereka?"
Seketika aku terhentak.

Di otakku, kalimat itu kuterjemahkan dalam banyak kalimat lain.
Aku jadi mengorelasikannya dengan berbagai peristiwa nyata--super nyata.

Kita hidup tidak sendiri.
Sesuka-sukanya sendirian, pasti selalu akan bertemu dengan orang lain.
itu yang menyebabkan banyak hal terjadi pada kita dan mereka.

Mungkin kita pernah terluka.
Kita terabaikan, kita tersakiti, kita dibuat menangis, dan kesimpulannya kita terdzalimi.
Mungkin kita menangis, atau kita bertanya mengapa begini--padahal kita sudah berbuat baik,misalnya. Atau kita hanya diam dan memendam dendam.

Akumulasi "luka" itu, lantas bagi sebagian orang dipetik sebagai sebuah kesimpulan yang mengatakan jika,"saya harus membalas perbuatan dia, agar dia tau apa yang saya rasakan".
aku tau, pikiran itu sejenak kadang terlintas di batin kotor kita.

Tapi, sejenak coba pikirkan.
Kita memang terluka(dalam).
Tapi apa dengan membalas luka kita akan sembuh?
Apa dengan dia merasakan hal yang sama, kita akan memaafkan mereka?
Apa lantas dengan kita sama-sama berbuat jahat mereka akan menjadi baik?
Tak ada yang bisa menggaransi itu.

Aku tahu, sangat sulit menerima kenyataan jika kita harus mengalah--dalam diam ketika terluka.
Tapi kita harus ingat jika esensi mengalah bukanlah kalah,melainkan untuk tidak memerpanjang masalah.
Kita harus bertindak dan berpikir bijak atas apa yang harus kita tanggapi.
Janganlah mengurusi urusan yang tak perlu diurus.
Hidup kita terlalu berharga untuk melakukan hal bodoh itu.

Banyak orang malah ribut dengan alasan mengapa dan siapa, apabila dia mendapatkan tindakan buruk.
Padahal, yang kita perlukan hanya jalan terus dan abaikan rintangan tolol itu.

Biarkan saja dia melakukan perbuatan jahat itu. Dan kita juga biarkan saja berbuat baik pada siapa saja.
Berbuat baik tanpa imbalan--ikhlas apa adanya.
Nanti lama-kelamaan mereka akan sadar(insya Allah).
Ingatlah teori batu yang rapuh bila tertetesi air. Begitu juga dengan hati manusia yang bukan batu.

Pada akhirnya, hidup memang pilihan.
Pilihan untuk menghargai perasaan orang atau berlalu begitu saja dengan atau tanpa perasaan kita sendiri.


Aku jahat, kamu baik.
Aku baik, kamu jahat.
Karena itulah kita berbeda.