ASSALAMUALAIKUM WR.WB

WELCOME, ENJOY THE BLOG

Tuesday 22 February 2011

tiar: aku bahagia dengan yang kupunya

"ya ya ya,,,,aku memang tak memiliki apa yang kamu punya, aku tahu, punyamu lebih baik dalam segala aspek. tapi, coba kau lihat dalam-dalam, apakah itu membahagiakanmu?

aku percaya apa yang kau punya bisa membuatmu sedikit membusungkan dada pada dunia, tapi, coba terka, akankah itu memuaskanmu?

separahnya, mungkin selamanya aku tak akan mendapatkan apa yang kamu dapatkan.

tapi, aku bahagia dengan apa yang kupunya.

mungkin terdengar seperti kepasrahan diri untuk menerima apa adanya tanpa ada usaha untuk mendapatkan sesutu yang lebih. tapi, cobalah untuk menjadi lebih bijak, kadang kita mendapatkan sesuatu yang selamanya tak kita inginkan, mungkin kita butuh waktu untuk memaknainya agar bisa mensyukurinya sebagai suatu anugrah.

aku tahu, aku mungkin tak bisa meminta banyak, meskipun sudah terlalu banyak janji yang kudengar dengan berbagai banyak pengingkaran setelahnya. tapi, ntah mengapa aku begitu lemah untuk kuasa dalam menagihnya, padahal, aku punya hak penuh dalam itu. tapi, sekali lagi aku tak tega untuk itu. aku mencoba untuk mengartikannya sebagai penundaan yang akan membawa kebahagiaan.haha

aku sadar, memang, hidupku tak seperti apa yang kau sebut bahagia dalam hidupmu. hei, tiap orang punya parameter bahagia masing-masing dalam hidupnya. aku mencoba merasakannya sebagai sebuah hadiah terhebat dan terdasyat dari Allah-setidaknya mencoba itu lebih baik, kan?

kalau melihat hidupmu, hidupku memang tak ada apa-apanya, tak ada sepersekian persennya. tapi, aku cukup bangga dengan hidupku karena masih terlalu banyak orang yang kurang beruntung yang tak bisa menikmati hidup sepertiku, apalagi sepertimu.

jadi, apa yang terpenting? bahagialah dengan hidupmu, biarlah aku menikmati indahnya hidupku. terlalu bodoh jika aku terus meratapi sesuatu yang tidak patut aku lakukan, sama saja aku tak mau bersyukur.

aku percaya, Allah sudah menghitung dengan cermat tentang bahagia yang menjadi milikku dan milikmu. yang harus kulakukan hanya berusaha mendapatkannya, merajuk minta pada Allah, dan mensyukuri apapun hasilnya. itu saja"

Monday 14 February 2011

tiar: the special one

8:59 10/02/2011

"pagi itu hujan, memang rintik-rintik. aku masih tetap santai walau dalam hati tetap kawatir akan datangnya hujan yang lebih deras. dan ternyata terwujudlah hujan deras yang seketika membuatku gusar. kutunggu hingga beberapa waktu," kenapa hujan ini tak berhenti? ayolah". mungkin ini reaksi bodoh dariku yang notabenenya suka dengan hujan. tapi, hei, hari ini hari yang kutunggu, dan akan gagal totoal bila hujan tak lekas berhenti.

nekat menerjang hujan, aku menuju kewjibanku yang pertama. aku tahu aku sudah sangat terlambat, untung saja masih ada kesempatan untuk masuk. jujur, aku tak konsentrasi mengikuti kewjibanku itu, karena hujan semakin deras dan waktu meunjukkan pukul 09.00-ya ampun, sebentar lagi waktunya datang,haduh..

karena baru di awal, kewajibanku selesai lebih cepat daripada jadwalnya. 09.30 selesai dan, yeeeaaay, hujan berhenti, meski tetap rerintikan. tapi, kabar sangat baik itu untukku. kukirim kabar ini dengannya, tapi tak ada rekasi. nah, ini makin membuatku kawatir, jadi? atau tidak?

untung saja aku tak sendirian menunggu jam 10 datang, ada sebagian teman yang juga menunggu jam 10. hingga akhirnya, kau bereaksi dan memberi tahu jika kau sudah di tempat. waw, kau tahu, tanganku dingin dan jantungku berdebar lebih cepat, grogi mungkin,haha. akhirnya aku berjalan menghampiri, sambil membatin dalam hati,"berati kau hujan-hujanan ya? ya ampun, ternyata kau rela berkorban sampai sejauh ini.

dan saat melihatmu, aku tau kau merasa dingin. bayangkan saja, hujan daritadi tak reda dan perjalananmu tidak bisa dikatakan dekat. sekali lagi aku katakan,"ya ampun, ternyata kau rela berkorban sampai sejauh ini". walupun kau berkata baik-baik saja, aku tetap menganggapnya tak biasa, aku sangat mencemaskan keadaan dirimu, hingga bekali-kali aku bertanya,"dingin ya?capek ya?". tapi, aku berusaha percaya perkataanmu.

perjalan panjang di mulai, jujur (lagi) aku ragu untuk memulainya, karena ini pertama kalinya. tapi aku mencoba yakin denganmu. sepanjang perjalanan, aku tetap seperti anak kecil, melihat langit sambil berbincang-bincang denganmu. kau tahu, langit tetap indah, bahkan sangat indah saat itu, walupun warnanya putih, tak biru seperti yang aku suka biasanya. namun, sangat berkesan untukku.

tak terasa waktu terlalui dengan sangat cepat-itu yang selalu kita katakan jika terpaksa mengakhiri hari yang disuka. akhirnya, ya harus mengakhiri hari itu, hari yang sudah dinanti-nantikan, hari yang sudah direncanakan, hari yang nyaris gagal total, namun akhirnya berjalan sesuai dengan rencana, alhamdulillah.

kau tau, sebelumnya tak pernah kupikirkan itu bakal terjadi, membayangkannya saja tak pernah, apalagi memikirkan untuk menjadi kenyataan? aku tak tega memintanya. yang pasti pengorbananmu sangat jauh dan cukup nekat juga menurutku. senang bisa mendapatkan hari itu. lagi-lagi aku tak lelah berkata, "ya ampun, ternyata kau rela berkorban sampai sejauh ini". dan satu hal yang harus kau tahu, kau telah berhasil mempesonakan aku saat itu ^_^.

Friday 4 February 2011

tiar: tanya

"kamu mungkin lebih teliti daripada aku.
iya, suka menanyakan sesuatu yang mendetil yang bahkan tak pernah aku sadari. menanyakan sesuatu yang kadang membuatku mengernyitkan dahi, keheranan atas pertanyaanmu. kamu melebihi ibu, dan bapak kadang jarang melakukan itu.

aku tak mengerti kenapa kau menanyakan semua hal itu. kadang menurutku tak penting, tapi entahlah, mungkin menurutmu penti g artinya. ntah karna kurang kerjaan atau memang sebuah kewajiban akhirnya kau bertanya padaku. tapi aku tetap saja keheranan.

tapi lambat laun, semua pertanyaanmu membuatku mengerti dan mengarahkanku pada kesimpulan yang kubuat sendiri. kau memperhatikanku, mungkin kau kawatir jika tak ada kabar dariku,tak ada cerita tentangku, dan mungkin-mungkin lainnya.

aku yang tak terbiasa dengan "kewartawanan"mu, menjadi sangat rindu dengan pertanyaannmu, sederhana namun sangat mengena.
aku yang tak terbiasa dengan umpan balik untuk bertanya menjadi sedikit terbiasa untuk bertanya, walau kadang aku tau, kau meragukan ketulusan pertanyaanku, hey, setidaknya aku sudah mencoba,kan?

akhirnya, entah sudah berapa juta pertanyaan darimu untukku, walau masih sekitar ratusan pertanyaanku untukmu. tapi lihatlah sisi baiknya, aku juga memperhatikannmu, mungkin kawatir jika tak ada kabar darimu, tak ada certia tentangmu, dan mungkin-mungkin lainnya.

mencoba walau sedikit demi sedikit itu lebih baik daripada tidak sama sekali, kan? aku tau kamu tersenyum :)"